Aksi Mahasiswa di Area Gedung DPR: Dari Situasi Terkini Hingga Solusi untuk Jokowi

  • Whatsapp
Sumber: https://nasional.tempo.co

JAKARTA|KABARNUSANTARA.ID Mahasiswa kembali menggelar demonstrasi yang merupakan demonstrasi lanjutan dari sebelum-sebelumnya hari ini, Senin (30/9/2019).

Baca Juga: Ada Tiga Tanda Hamba yang Gagal Melewati Ujian dari Allah

Bacaan Lainnya

Di sisi lain, polisi memperketat penjagaan di kawasan gedung DPR/MPR. Terlebih pada Selasa (1/10/2019) besok, akan berlangsung pelantikan anggota DPR/MPR 2019-2024.

Berikut berita terkini demonstrasi mahasiswa hari ini:

1. Beredar Selebaran Bergambar Bunga Mawar

Sekitar 12 pamflet atau surat selebaran bergambar bunga mawar dan kedua tangan menempel di dua dinding fondasi yang terbengkalai, pada area Jalan Lapangan Tembak, dekat gerbang belakang Gedung DPR MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).

Pada gambar bunga mawar, tersemat tulisan ‘September Hitam Sekali,’ dan gambar kedua tangan yang seakan tengah berdoa, tersemat tulisan ‘Negri ini dalam lindunganmu, Tuhan.

Sejumlah pengendara sepeda motor matanya terpantau melirik ke arah pamflet tersebut. Begitu juga dengan mata para pejalan kaki yang menggunakan kalung dan tergantung satu kartu nama tertulis ‘Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.’

2. Situasi Terkini

Aksi unjuk rasa dari ribuan mahasiswa kembali digelar hari ini, Senin (30/9/2019). Pasalnya, mereka masih bersikukuh menolak RUU KUHP dan UU KPK. Namun, hingga pukul 09.30 WIB, massa aksi belum terlihat di sekitar Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, ribuan mahasiswa demonstrasi dari berbagai universitas yang digelar berujung ricuh,  pada Selasa (24/9/2019). Sehari berselang, massa yang didominasi ratusan pelajar juga berakhir dengan kericuhan.

Dikabarkan melalui Instagram @bemunindrapgri, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) mengajak mahasiswa Unindra untuk turun aksi di sekitaran Gedung DPR RI dengan menyertakan tanggal, dresscode dan beberapa catatan.

Mahasiswa yang hendak melakukan aksi diminta untuk menggunakan almamater, wajib membawa KTM, tidak membawa motor ke lokasi dan tidak menyusul ke lokasi dan diserukan untuk berkumpul di lapangan bola belakang Kampus A Unindra pada Senin (30/9/2019) tadi pagi.

3. Polisi Siapkan 20.500 Personel

Guna mengamakan demonstrasi, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyiapkan sebanyak 20.500 personel gabungan untuk mengamankan aksi unjuk rasa di kawasan Kompleks Parlemen Senayan.

Jumlah personel pengamanan tersebut bertambah dibandingkan personel pengamanan pada aksi unjuk rasa yang digelar 24-25 September lalu. Saat itu, diterjunkan 18.000 personel gabungan untuk mengamankan aksi.

Baca Juga: Polres Metro Jakpus Minta Maaf ke TNI AL

“Jumlah (20.500 personel gabungan yang disiapkan) cukup untuk pengamanan ribuan mahasiswa yang diperkirakan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI. ,” ujar Argo

Sekitar seribuan aliansi mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta tersebut menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK).

4. Rekayasa Lalu Lintas

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menerjunkan 232 personel untuk mengatur arus lalu lintas untuk menerapkan rekayasa lalu lintas di sekitar gedung DPR RI, Jakarta Pusat.

Akses jalan menuju gedung DPR RI telah ditutup menggunakan movable concrete barrier (MCB) atau beton pembatas, security barrier/kawat berduri, dan water barrier.

Oleh karena itu, pengendara motor dan mobil diimbau untuk tidak melewati kawasan Kompleks Parlemen Senayan, serta mencari jalur alternatif.

5. Pengamat Sarankan Presiden Kabulkan Tuntutan Mahasiswa

Sebelumnya, mahasiswa yang menolak berdialog dengan Jokowi, pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menyarankan Presiden Jokowi untuk mengabulkan tuntutan mahasiswa dengan mengeluarkan Perppu agar mahasiswa memiliki kepercayaan pada Jokowi.

Dia mengatakan, Presiden harus mengabulkan aspirasi para mahasiswa dan rakyat secara umum, mengingat soal pemberantasan korupsi dan demokrasi merupakan dua hal yang tidak boleh diganggu.

“Penolakan mahasiswa untuk bertemu Presiden secara politik bisa dimaknai sebagai ekspresi yang mewakili keinginan mahasiswa yang mulai tidak percaya dengan Presiden, namun sikap tidak percaya itu belum terlihat mengarah pada delegitimasi Presiden” kata dia.

Cara Presiden bertemu dengan mahasiswa pernah dilakukan juga oleh presiden-presiden sebelumnya. Namun, menurut Ubedilah, problem yang muncul selalu soal efektivitas pertemuan. Bahkan, sejauh ini lebih banyak tidak efektifnya atau tidak mencapai kesepakatan.

6. Jalan Menuju Gedung DPR Ditutup

Kepolisian menutup Jalan Gatot Subroto menuju arah depan Kompleks Parlemen Senayan, jalan yang ditutup dari arah Semanggi maupun dari arah Slipi Jakarta dipasang separator dan kawat berduri, dengan penutupan tersebut, pendemo bakal kesulitan menuju depan DPR Senin (30/9/2019).

Baca Juga: 24 Orang Meninggal Dunia Dalam Gempa Maluku

Sumber: https://www.tribunnews.com

Editor: M Reza

Pos terkait