Membaca Gelagat Penghapusan Premium, Mulai dari Program Langit Biru hingga Diskon Pertalite

  • Whatsapp
Antrian pengendara motor yang membeli BBM Pertalite dengan harga khusus di SPBU Jln Industri Raya No.1, Jakarta Pusat, Senin (16/11/2020).(KOMPAS.COM/ IRA GITA) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Membaca Gelagat Penghapusan Premium, Mulai dari Program Langit Biru hingga Diskon Pertalite", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2020/11/20/071347726/membaca-gelagat-penghapusan-premium-mulai-dari-program-langit-biru-hingga?page=3. Penulis : Rully R. Ramli Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

KABARNUSANTARA.ID – PT Pertamina (Persero) tengah gencar melakukan program diskon harga BBM jenis Pertalite seharga Premium di berbagai daerah. Program yang awalnya hanya dilakukan di Kota Denpasar ini rencananya diperluas hingga 85 wilayah hingga akhir November mendatang.

Pertamina mengungkapkan, diskon yang dilakukakn melalui Program Langit Biru (PLB) itu dilakukan untuk mengedukasi masyarakat terkait konsumsi BBM dengan nilai oktan lebih tinggi dan ramah lingkungan.

Bacaan Lainnya

Namun, di tengah pelaksanaan PLB, wacana penghapusan Premium kembali mencuat. Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, BBM dengan nomor oktan 88 itu akan mulai dihapus pada 1 Januari 2021.

Lantas, apakah sebenarnya ada hubungan antara pelaksanaan PLB dengan wacana penghapusan Premium? Program Langit Biru untuk tekan penggunaan BBM tidak ramah lingkungan Diskon harga Pertalite pertama kali dilaksanakan pada pertengahan tahun, tepatnya pada Juli 2020, di Kota Denpasar, Bali.

Bali dipilih Pertamina sebagai wilayah percobaan pelaksanaan PLB. PLB dilakukan dengan cara memberikan potongan harga Pertalite sebesar Rp 1.200 khusus kepada para pengguna kendaraan bermotor roda dua, roda tiga, angkot pelat kuning, dan taksi pelat kuning.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sempat mengatakan, PLB merupakan salah satu upaya perseroan untuk menekan kadar emisi gas buang kendaraan bermotor dengan penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Wilayah pelaksanaan diskon terus bertambah Setelah berjalan dua bulan, program diskon Pertalite di Bali mendapatkan respons yang positif dari masyarakat. Hal tersebut terefleksikan dengan merosotnya konsumsi Premium di Denpasar, dengan hanya tinggal menyisakan 8,5 persen dari total konsumsi bensin.

Berangkat dari keberhasilan tersebut, Pertamina pun memutuskan untuk memperluas pelaksanaan PLB ke Kota Tangerang Selatan. Sekali lagi, Pertamina berhasil menurunkan penggunaan Premium, hingga mencapai 88 persen konsumsi rata-rata harian. Pada akhir pekan lalu, Pertamina kembali memutuskan menambah wilayah pelaksanaan PLB.

Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota Jakarta Pusat, dan Kota Jakarta utara menjadi wilayah teranyar yang merasakan program potongan harga Pertalite. Bahkan, Vice President Promotion & Marketing Communication Pertamina Arifun Dhalia mengatakan, hingga akhir November nanti, pihaknya akan memperluas wilayah pelaksanaan PLB hingga 85 kota atau kabupaten.

“Akhir bulan November itu 85 kota dan kabupaten program ini sudah berjalan. Tetap dengan Program Langit Biru, yaitu program marketing Pertalite harga Premium,” ujarnya dalam sebuah diskusi virtual. Rencananya, program PLB akan dilaksanakan terlebih dahulu di wilayah Pulau Jawa dan Bali.

Wacana penghapusan Premium kembali mencuat di tengah pelaksanaan PLB Pada saat bersamaan diperluasnya PLB, wacana penghapusan Premium kembali mencuat.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK MR Karliansyah mengatakan, Pertamina akan menghapus bensin jenis Premium pada 1 Januari 2021

Rencananya, kebijakan tersebut mulai dilakukan di wilayah Pulau Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). “Syukur alhamdulillah pada Senin lalu saya bertemu dengan Direktur Operasional Pertamina, beliau menyampaikan per 1 Januari 2021 Premium di Jamali khususnya akan dihilangkan,” kata Karliansyah.

Kendati demikian, Pertamina tidak mengamini pernyataan Karliansyah. CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan, keputusan penghapusan penjualan BBM penugasan itu sepenuhnya berada di tangan pemerintah.

“Keputusan dihapus atau tidaknya sebuah produk BBM penugasan itu otoritasnya regulator, bukan di Pertamina,” kata Mas’ud. Senada, Vice President Promotion & Marketing Communication Pertamina Arifun Dhalia mengatakan, penghapusan bensin dengan nomor oktan 88 itu dapat dilakukan setelah adanya keputusan pemerintah.

Untuk penghentian kebijakan penyaluran bahan bakar penugasan itu, Arifun menyebutkan, hanya bisa dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo, melalui Peraturan Presiden (Perpres).

“Perpres itu pasti dikeluarkan dulu. Baru kami akan eksekusi. Untuk Premium harus Perpres,” kata dia. Tetap salurkan Premium di tengah pelaksanaan PLB Meskipun momentum pelaksanaan PLB dan wacana penghapusan Premium muncul secara bersamaan, Pertamina memastikan bahwa perseroan akan tetap menyalurkan BBM penugasan itu.

Pjs VP Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan, potongan harga tersebut merupakan upaya edukasi kepada masyarakat untuk beralih dari penggunaan BBM yang tidak ramah lingkungan, seperti Premium.

Selain itu, selama pemerintah belum mengeluarkan Perpres terkait penghentian penyaluran BBM penugasan, maka Premium dipastikan tetap tersedia. “Pertamina akan menyalurkan (Premium) selagi masih ada penugasan,” kata Heppy.

Pos terkait