Panen Perdana Tanaman Pisang Cavendish Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor

  • Whatsapp
Sumber ekon.go.id

KABARNUSANTARA.ID – Besarnya pangsa ekspor buah-buahan dunia khususnya komoditas pisang menjadi peluang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan produksi baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun kualitas. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong pelaksanaan Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor untuk mensubstitusi impor produk hortikultura dan meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah.

Pelaksanaan program ini juga telah sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong petani dan nelayan agar membangun model bisnis korporasi dengan skala ekonomi yang efisien sehingga dapat mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, teknologi, dan memperkuat pemasaran produk.

Bacaan Lainnya

“Kerja sama kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan petani adalah solusi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, daya saing,  dan kontinuitas produk pisang cavendish sehingga dapat memenuhi kebutuhan baik bagi pasar lokal maupun pasar global serta sebagai upaya Pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat memberikan sambutan dalam kegiatan Panen Perdana Tanaman Pisang Cavendish Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor pada Jumat (30/10), di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.

Kontribusi ekspor khususnya buah-buahan Indonesia pada tahun 2019 mencapai 95,98 juta USD dengan total volume 110 ribu ton. Dari total ekspor tersebut, ekspor produk pisang memberikan kontribusi sebesar 11,62% terhadap ekspor buah-buahan nasional dengan nilai 11,15 juta USD dengan volume 22 ribu ton. Terdapat 5 negara tujuan utama ekspor utama produk buah-buahan Indonesia, yaitu RRC, Hongkong, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Pakistan.

Sementara itu, selama masa pandemi Covid-19 Januari sampai Agustus 2020, realisasi ekspor buah-buahan mengalami peningkatan senilai 102,93 juta USD atau meningkat 21,84% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019. Kondisi ini menunjukkan bahwa produk buah-buahan Indonesia diminati oleh pasar global, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya saing produk serta meningkatkan kontribusi ekspor buah-buahan terhadap devisa negara.

PT Nusantara Segar Abadi sebagai anak perusahaan PT Great Giant Pineapple merupakan salah satu eksportir pisang cavendish terbesar di Indonesia telah melakukan kerja sama kemitraan dengan petani dan Pemerintah Daerah Provinsi Bali. Fase pertama dalam program ini yaitu fase demplot di atas lahan seluas 2 hektare yang telah di launching pada tanggal 28 Desember 2019.

Selain Kabupaten Jembrana, launching serta tanam perdana juga telah dilaksanakan di dua lokasi demplot lainnya yaitu Kabupaten Blitar – Jawa Timur pada tanggal 21 Januari 2020 dan Kabupaten Bener Meriah – Aceh pada tanggal 18 Februari 2020. Kedua lokasi demplot tersebut juga merupakan kerja sama dengan PT Great Giant Pineapple.

Fase selanjutnya setelah fase demplot dalam pelaksanaan program ini adalah fase komersial yang akan mulai dilakukan kemitraan dengan petani sekitar dengan target luas tanam 300 hektare di tiap lokasi pengembangan. Pelaksanaan panen perdana ini merupakan langkah awal memasuki fase komersial untuk menunjukkan kepada masyarakat sekitar mengenai keberhasilan penanaman pisang cavendish di lokasi demplot.

Pengembangan pelaksanaan program ini juga akan dilaksanakan di empat kabupaten lainnya dengan total luas lahan 350 hektare, yaitu Kabupaten Bondowoso – Jawa Timur seluas 100 hektare, Kabupaten Banyuwangi – Jawa Timur seluas 100 hektare, Kabupaten Garut – Jawa Barat seluas 100 hektare, dan Kabupaten Jombang – Jawa Timur seluas 50 hektare.

“Per Oktober 2020, luas tanam pisang cavendish di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali sudah mencapai 23,31 hektare dan ditargetkan pada akhir tahun 2020 luas tanam mencapai 32 hektare dan harapannya dapat meningkatkan nilai ekonomi hingga Rp2.211.840.000 per tahun, sehingga dapat mendorong tambahan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud.

Selain Sekretaris Kemenko Perekonomian dan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, kegiatan panen perdana ini juga dihadiri Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Plt. Direktur Produk Ekspor Pertanian dan Kehutanan Kemendag, Bupati Jembrana,  Kepala KPPBC TMP A Denpasar, Management in Charge of Sales and Marketing PT GGP, dan perwakilan Pemerintah Daerah lokasi pengembangan program Hortikultura Berorientasi Ekspor. (dep2/kun/iqb)

Pos terkait