Pimilu Legislatif 2019, 5 Ketua Partai di Garut Bertarung di 1 Dapil dengan Beban Psikologi

  • Whatsapp
KPUD dalam memutus dualisme kepengurusan parpol berpegang pada legal-formalnya yaitu SK Kemenkumham. (Ilustrasi Pemilu okezone.com)

GARUT|KABARNUSANTARA. ID –  Daftar calon tetap atau DCT Pemilu Legislatif 2019 sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Daerah Garut Jawa Barat, pada kamis 20 september kemarin. Para Bakal Calon Anggota Legislatif ( Bacaleg ), otomatos kini statusnya berubah menjadi Calon Anggota Legislatif ( Caleg ). Ada yang masih bertahan ada pula yang dicoret karena tak memenuhi persyaratan.

Genderang perang pencitraan agar bisa diberi amanah oleh masyarakat pun sudah dilakukan sejak DCS, tapi sejak DCT beragam strategi para Caleg yang bisa meyakinkan masyarakat pun semakin gencar dilakukan. Yang paling menarik di Pileg 2019 untuk tingkat DPRD Kabupaten Garut, ada di Daerah pemilihan ( Dapil ) 2 atau dapil Garut Utara. Ditempat itu karena ada 5 Ketua Partai Politik tingkat Kabupaten yang akan bertarung habis – habisan.

Bacaan Lainnya

Selain harga diri sendiri jika tak terpilih, maka resiko moral sebagai ketua Parpol jika kalah, maka akan menambah beban psikologi si ketua DPC. Ke 5 ketua DPC tersebut yaitu, Ketua DPC PDIP Lina, Ketua DPC PPP Agus Sinta, Ketua DPC Gerindra Enan Syahnan, Ketua DPD NasDem Tubagus Hamzah dan Ketua DPC PSI Ramlan.

Ketua Lembaga Laskar Indonesia, Dudi Supriadi mengatakan. “Secara psikologis tentu ketua Partai bebannya lebih berat, selain mengurus Partai dia juga harus bisa membawa dirinya lolos ke kursi DPRD, jika tak lolos maka secara pribadi psikologinya akan semakin tertekan. Ya ibaratnya sudah kalah jadi Caleg resiko jabatan ketua partainya pun terancam dilengserkan,” kata Dudi ( 21/09/18).

Dudi juga menambahkan, secara popularitas ketua DPC PPP, Agus Sinta lebih diuntungkan, dirinya merupakan mantan Bupati Garut pengganti Aceng HM Fikri, ” dari kaca mata saya tentu nama populer Agus Sinta lebih dikenal masyarakat dapil 2, karena dirinya merupakan mantan Bupati, akan tetapi bukan berarti ketua Partai yang lainya tak bisa lolos, jatah kursi untuk dapil 2 kan ada 11 atau 12 kursi,” tambah Dudi.

Lembaga laskar Indonesia, merupakan lembaga yang konsen di bidang Politik dan kajian kebijakan anggaran APBD Kabupaten dan kebijakan anggaran APBD Provinsi, lembaga ini kerap menjadi lembaga yang aktif untuk mengkritisi kebijakan Pemerintah Daerah apa bila kebijakan tak pro terhadap rakyat.

“Saya tak mau terjebak untuk mengarahkan voters harus memilih siapa, namun kaca mata Laskar Indonesia, popularitas pertama tentu ada di ketua DPC PPP Agus Sinta, kemudian disusul ketua DPC Gerindra Enan Syahnan, Ketua DPC PDIP Lina, Ketua DPD NasDem Tubagus Hamzah, dan yang paling buncit ketua DPC PSI Ramlan,” tutup Dudi.

(Hidayat/ESR)

Pos terkait