Produktivitas SDM Indonesia Tertinggal di ASEAN, Wapres Minta Terus Dipacu

  • Whatsapp
Wakil Presiden Maruf Amin saat berbicara di acara Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), Kamis (28/1/2021).(Dok. Setwapres)

KABARNUSANTARA.ID – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan, kapasitas sumber daya manusia ( SDM) di Tanah Air harus terus dipacu agar bisa berkompetisi. Menurut dia, untuk membentuk generasi yang mumpuni, peningkatan kapasitas SDM merupakan hal pertama yang harus dimulai.

“Upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM agar dapat berkompetisi secara global masih harus terus dipacu,” kata Ma’ruf saat memberi sambutan di Dies Natalis ke-5 dan Lustrum ke-1 Universitas Pertamina Tahun 2021 secara daring, Senin (1/2/2021) yang dilansir dari Kompas.com.

Bacaan Lainnya

Ma’ruf mengatakan, SDM unggul merupakan kunci dalam berbagai hal yang salah satu kriterianya adalah soal ptoduktivitas. Namun dalam hal produktivitas SDM tersebut, kata dia, Indonesia bukan yang terbaik di ASEAN.

Berdasarkan data Asian Productivity Organization (APO) yang diterbitkan dalam APO Productivity Databook 2020, posisi produktivitas per pekerja Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. “Kita bahkan berada di bawah rata-rata tingkat produkvitas tenaga kerja 6 negara ASEAN terbesar,” kata dia.

Ia menjelaskan, produktivitas per pekerja Indonesia berkisar 23.900 USD atau hanya seperlima dari Singapura yang berada di peringkat pertama dengan produktivitas per pekerja sebesar 149.100 dollar AS.

Indonesia juga masih terpaut jauh dari Malaysia dengan produktivitas per pekerja sebesar 55.400 dollar AS, atau lebih dari dua kali lipat Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengejar negara tetangga, peningkatan kapasitas SDM pun harus terus dilakukan. Salah satu yang berperan untuk melaksanakannya adalah lembaga pendidikan dan kampus.

“Lembaga pendidikan, termasuk kampus Universitas Pertamina, turut memikul tanggung jawab yang besar dalam upaya tersebut,” kata dia.

Ma’ruf mengungkapkan, dalam mengembangkan SDM unggul, kampus, termasuk Universitas Pertamina dituntut untuk berperan aktif. Utamanya bukan hanya sebagai agen pendidikan, tetapi juga agen penelitian dan pengembangan, serta agen transfer budaya dan teknologi.

Pos terkait