Saat Ini Investor Milenial Dominasi Pembeli Obligasi Ritel

  • Whatsapp

JAKARTA, KABARNUSANTARA.ID – Kemenkeu (Kementerian Keuangan) mencatat tingkat kesadaran milenial dalam melakukan investasi pembelian Obligasi Ritel Negara (ORI) saat ini sangat besar. Hal tersebut terlihat dari penjualan ORI17 dan ORI18 yang didominasi oleh milenial.

Deni Ridwan Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kementerian Keuangan mengatakan, data publikasi ORI17 mendapatkan nasabah 42.000 investor. Kemudian ORI18, 26.000 investor sebab akhir tahun sehingga berkurang.

Bacaan Lainnya

“Dari jumlah tersebut 45 hingga 46 persen itu investor baru, dan kalau bicara sisi menciptakan milineal 30 hingga 40 persen. Jadi menciptakan milenial dari sisi investor memang merupakan yang terbesar meski dari sisi nilai masih tetap baby boomer yang memiliki duit baik. dikit tapi jumlah investasi lebih besar, “ungkapnya, Jakarta , Senin (25/1/20).

Selain itu Deni menjelaskan, sisi positif dan milenial yang lebih sadar investasi adalah meningkatkan interaksi masyarakat dalam melakukan pembiayaan pembangunan negara. Kondisi ini diharapkan dapat melepaskan utang luar negeri

“Sisi positif yang harapannya begitu menciptakan generasi milenal punya budaya kesadaran manfaat investasi. Dengan beranjak lebih dewasa tahap lebih meningkat maka diapun akan meningkatkan porsi investasi,” paparnya.

“Diharapkan ke depan jadi modal suatu negara agar dapat lebih mandiri dari sisi pembiayaan pembangunan. Kita tidak lagi banyak menggantungkan pembiayaan dari luar karena ingin mendapatkan pendapatan dari dalam negeri,” sambungnya.

Deni juga menyebut, interaksi milenial dalam investasi ORI sangat disarankan. Tetapi harus dibarengi dengan ilmu yang memadai agar para investor muda tersebut mampu mempertimbangkan dana yang dimiliki untuk diinvestasikan dibidang tertentu.

“Jadi yang dapat bermanfaat itu investor dalam negeri statusnya masih milenial. Ini suatu tren yang sangat positif perlu didukung yang perlu diingat luar biasa semangat, tapi kadang ilmu yang agak kurang. Sehingga perlu perluasan ilmu,” pungkasnya.

Pos terkait