Serius Tetapkan UU Cipta Kerja, Pemerintah Dorong Terus Penguatan Rupiah

  • Whatsapp
Ilustrasi rupiah dan dollar AS(THINKSTOCKS) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mau Tukar Dollar? Simak Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank Besar Indonesia", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2020/08/07/102525026/mau-tukar-dollar-simak-kurs-rupiah-hari-ini-di-5-bank-besar-indonesia. Penulis : Kiki Safitri Editor : Erlangga Djumena Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

JAKARTA, KABARNUSANTARA.ID – Nilai rupiah ditutup menguat pada Rabu (3/2/2021) seiring dengan upaya pemerintah Indonesia mengimplementasikan Undang-Undang Cipta Kerja.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 20 poin atau 0,14 persen di level Rp14.005 per dolar AS. Sedangkan, Indeks dolar di sisi lain melemah 0,14 persen ke level 91,0710.

Bacaan Lainnya

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.017 per dolar AS, menguat 27 poin atau 0,19 persen dari posisi kemarin, Selasa (2/2/2021) Rp14.044 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya mengatakn salah satu faktor penegak rupiah adalah upaya pemerintah Indonesia dalam memastikan pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja yang dilansir dari Bisnis.com.

Pemerintah akan segera memotong Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dan Peraturan Presiden (Perpres) yang menjadi aturan pelaksaan Undang-undang (UU) Cipta Kerja yang disusun dengan konsep omnibus law. Dibutuhkan 49 PP dan lima Perpres untuk menjalankan UU tersebut.

Saat ini, dua PP sudah disahkan yaitu PP No 73/2020 dan PP No 74/2020. Sementara 38 PP dan 4 Perpres sudah selesai dan disampakan Menko Perekonomian ke Presiden untuk mendapatkan persetujuan dan penetapan. Kemudian 9 PP dan 1 Perpres sudah selesai dibahas dan sedang dalam proses harmonisasi.

“Kehadiran UU Cipta Kerja yang efektif di lapangan dengan berbagai aturan pelaksanaannya membuat prospek berinvestasi di Indonesia menjadi cerah. Pada gilirannya akan mendongrak penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Selain itu, Ibrahim mengatakan, rilis data internal yang positif menjadi pendorong penguatan rupiah sehingga arus modal asing kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri.

Sementara itu, dari luar negeri, International Monetary Fund (IMF) dan World Bank kompak memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini.

Dalam laporannya yang bertajuk Global Economic Prospects edisi Januari 2021, World Bank memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun ini sebesar 4,4 persen atau 0,4 persen lebih rendah dari perkiraan Juni lalu.

Sementara itu, IMF juga merevisi turun prospek pertumbuhan output ekonomi Indonesia di tahun ini sebesar 1,3 poin persentase lebih rendah dari proyeksi Oktober 2020. Dalam laporan IMF pertumbuhan PDB RI diramal naik 4,8 persen tahun ini.

Di sisi lain, optimisme investor terhadap kemunculan stimulus fiskal AS semakin besar. Para pelaku pasar berharap Kongres AS bakal meloloskan paket stimulus fiskal yang diajukan pemerintahan Presiden Joe Biden senilai US$1,9 triliun.

Adapun Parlemen AS saat ini dikuasai oleh Partai Demokrat, partai pengusung Biden dalam pemilihan presiden lalu. Sehingga, kemungkinan pengesahan paket stimulus ini semakin besar.

Untuk besok, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah dibuka menguat di kisaran Rp13.080 hingga Rp14.030.

Pos terkait