Update Penambahan Kasus Covid-19

  • Whatsapp
Ilustrasi corona virus (Covid-19)(shutterstock)
KABARNUSANTARA.ID – Sudah 10 bulan pandemi Covid-19 melanda Indonesia, tetapi pasien yang terinfeksi Covid-19 masih terus bertambah.
Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga Jumat (8/1/2021) yang dilansir dari Kompas.com, ada penambahan 10.617 kasus baru Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Angka ini merupakan rekor kasus baru Covid-19 selama pandemi berlangsung di Tanah Air. Penambahan itu menyebabkan jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 808.340 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Informasi ini disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui data yang diterima Kompas.com pada Jumat sore.
Data juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id dan Kemkes.go.id, dengan pembaruan yang muncul setiap sore. Ini merupakan kali ketiga penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi selama tiga hari berturut-turut.
Berdasarkan catatan Kompas.com, pada Rabu (6/1/2021), sempat ada penambahan jumlah pasien tertinggi dengan 8.854 orang dalam sehari. Kemudian, penambahan pasien Covid-19 tertinggi pernah terjadi pada Kamis (7/1/2021) sebanyak 9.321 orang.
Dengan demikian, sudah tiga hari berturut-turut rekor penambahan kasus harian Covid-19 terjadi di Indonesia dengan rekor kasus baru hari ini. Adapun kasus baru pasien konfirmasi positif Covid-19 tersebar di 33 provinsi.
Dari data itu, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi. Kelima provinsi itu yakni DKI Jakarta (2.959 kasus baru), Jawa Barat (1.824 kasus baru), Jawa Tengah (1.071 kasus baru), Jawa Timur (1.025 kasus baru), dan Sulawesi Selatan (588 kasus baru).
Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 510 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.
Sebanyak 10.617 kasus baru Covid-19 diketahui setelah pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap 66.619 spesimen dalam sehari.
Pada periode 7-8 Januari 2021, ada 42.605 orang yang diambil sampelnya untuk menjalani pemeriksaan spesimen. Total, pemerintah sudah memeriksa 7.779.926 spesimen dari 5.193.413 orang yang diambil sampelnya.
Sebagai catatan, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali. Pasien sembuh dan meninggal dunia Meski terjadi penambahan kasus baru positif Covid-19, pemerintah juga melaporkan terdapat penambahan pasien sembuh dari Covid-19.
Dalam data yang sama, ada penambahan 7.446 pasien Covid-19 yang sembuh dan dianggap tidak lagi memiliki virus corona. Mereka dinyatakan sembuh berdasarkan pemeriksaan laboratorium dengan metode polymerase chain reaction (PCR), yang hasilnya negatif virus corona.
Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang sembuh sampai saat ini berjumlah 666.883 orang sejak awal pandemi.
Akan tetapi, kabar duka masih hadir dengan tetap adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Dalam waktu 24 jam terakhir, ada 233 orang yang tutup usia setelah dinyatakan positif virus corona.
Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia tercatat sebesar 23.753 orang. Dengan data tersebut, maka kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini ada 117.704 orang.
Kasus aktif adalah jumlah pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isoloasi mandiri. Selain kasus positif, pemerintah juga mencatat ada 69.121 orang yang kini berstatus suspek.
Belum puncak pandemi Menanggapi kondisi terbaru ini, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, rekor baru penambahan kasus harian di Indonesia ini belum menunjukkan puncak pandemi. Dia memperkirakan, perjalanan pandemi Covid-19 di Indonesia masih jauh.
Hal ini merujuk pada pelacakan (tracing) dan pemeriksan (testing) di Indonesia yang masih rendah. Apabila tracing dan testing di Indonesia bisa lebih ditingkatkan, idealnya saat ini penambahan kasus harian di Indonesia berada di kisaran 30.000-40.000 kasus.
“Kalau tidak ketemu (kasus positif) ya bahaya. Berarti kita loloskan banyak kasus infeksi Covid-19 dan inilah yang akhirnya menyebar,” ujar Dicky ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (8/1/2021). “Dan puncaknya belum bisa kita tebak.
Belum tentu di Januari ini ya. Sebab, angka maksimalnya (testing) belum ketemu. Inilah yang menumpuk-numpuk,” kata Dicky. Menurut dia, andaikata individu yang terinfeksi tidak melakukan mobilitas, virus penyebab Covid-19 tidak diam.
Penularan tetap bisa terjadi kepada orang-orang terdekat mereka. Terlebih lagi, jika orang-orang tersebut lalai menerapkan protokol kesehatan. Dicky mengingatkan bahwa virus corona penyebab Covid-19 sangat setia pada hukum biologi.
“Artinya, virus itu tidak melihat siapa dan sedang dalam kondisi apa. Virus akan menginfeksi apabila kita lalai,” kata dia.

Pos terkait