Wakil Bupati Pimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional Tingkat Kabupaten Garut

  • Whatsapp

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Tanggal 22 Oktober merupakan hari yang diperingati sebagai Hari Santri Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015. Tema peringatan tahun 2020 adalah “Santri Sehat Indonesia Kuat”.

Upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2020 tingkat Kabupaten Garut, di laksanakan dilapangan Setda, Kelurahan Sukagalih, Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020).

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman menyebutkan, para santri juga harus menjadi garda terdepan dan bisa mengubah stigma negatif di masyarakat terhadap pasien positif Covid-19.

“Hari ini, peringatan hari santri kita laksanakan dengan sangat sederhana, jumlah peserta upacara yang terbatas, hanya perwakilan dari pondok pesantren (Ponpes),” ucap Helmi di Lokasi

Dikatakan Helmi, Ponpes di Garut ini sangat banyak, ada kurang lebih 1.200 unit yang resmi, dan yang belum melengkapi ijin juga sangat banyak termasuk jumlah para santrinya sehingga yang diundang hanya perwakilan dari pesantren yang ada di Kabupaten Garut.

“Saya berharap, untuk yang belum resmi, agar diproses juga kelengkapan perijinannya dan harus diupayakan mempunyai lembaga agar mudah melakukan pendataan dan bisa sinergi dalam membangun Kabupaten Garut,” harapnya.

Helmi juga menjelaskan, tema hari santri ini adalah “Santri Sehat, Indonesia Kuat”, tentunya sambung Helmi, harus diperhatikan kesehatan santrinya, terutama masa pandemi Covid-19. Wabup juga menyampaikan beberapa amanat termasuk salah satunya bagaimana meningkatkan kesehatan dengan mengikuti protokol kesehatan.

Hari santri ini, lanjut Wabup, dilatarbelakangi jihad untuk mempertahankan NKRI. Sekarangpun kata ia, jihad ini untuk mempertahankan kesehatan bangsa, supaya Indonesia kuat dan bisa membangun dan produktif. Penegakan protokol kesehatan Covid-19 ini, imbuh Wabup, merupakan gerakan jihad yang harus kita dukung bersama, agar para santri ini dalam melaksanakan jihadnya berjalan baik dan lancar serta harus didukung oleh lapisan masyarakat.

“Intinya, bagaimana mewujudkan Indonesia kuat dengan masyarakat yang sehat. Para santri juga harus menjadi garda terdepan dan bisa mengubah stigma serta membela, bahwa siapapun bisa terkena Covid-19, termasuk saya, rekan wartawan juga. Tapi jangan terstigma, kita ada petugas kesehatan, ada rumah sakit untuk menindaklanjutiny. Stigma negatif dimasyarakat terhadap pasien positif inilah yang harus berubah,” pungkasnya.

Reporter : MD Sumarna

Pos terkait