Wisatawan Cina Berkurang, Wagub Bali Sedih dan Menyesal

  • Whatsapp

BALI, KABARNUSANTARA.ID – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengaku sedih dan menyesal sering menomorsatukan wisawatan asing, khususnya dari Cina yang sering meramaikan Bali.

Hal ini menyusul menurunnya tingkat kunjungan wisatawan luar negeri ke Bali karena virus Corona. “Selama ini telah menomorsatukan wisatawan mancanegara. Kami menyesal karena menganak-tirikan wisatawan domestik di Bali,” ujarnya, Kamis (12/3/2020).

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan pariwisata Bali merasakan pukulan paling kencang. Diketahui, pemerintah menutup seluruh penerbangan sementara waktu dari dan ke China. Padahal, China menyumbang wisatawan mancanegara paling banyak ke Bali.

Tak cuma China, banyak negara-negara di dunia juga menerbitkan peringatan perjalanan (travel warning) karena kekhawatiran penularan virus corona. Bali pun terkena imbasnya.

Sekarang, kata Coka Ace, panggilan akrab sang wakil gubernur, Bali kelimpungan melirik wisawatawan domestik.

“Kami mengarah sekarang ke tamu domestik. Ketika kami sering atau ketergantungan dengan tamu mancanegara terlalu tinggi. Kami sering terlalu abai terhadap kemampuan atau potensi domestik kita. Padahal, jumlahnya besar sekali,” ungkapnya.

Coka Ace berharap geliat pariwisata Bali di era 1980an bisa terulang. Kala itu, wisatawan domestik datang berbondong-bondong ke Bali menggunakan mobil.

Ia bersama Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Pengurus Daerah (Pengda) Bali mengajak pecinta otomotif atau wisatawan yang senang bepergian menggunakan mobil untuk datang ke Bali.

“Kalau tol Denpasar-Gilimanuk sudah selesai, maka dapat dipastikan akan lebih banyak wisatawan asal Pulau Jawa yang datang ke Bali. Kami harap ke sana, ini kami siapkan dari sekarang,” tandasnya.

Sekadar mengingatkan, sejak virus corona mewabah, 1-2 bulan terakhir, pengusaha di Bali mengaku bisnis lesu. Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) Regional Bali bilang beberapa perusahaan sudah menerapkan cuti tanpa digaji atau tdak dibayar.

Sekretaris FSPM Bali Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana mengatakan perusahaan sudah meminta kepada para pekerja untuk cuti tanpa bayaran selama 5 hari hingga 15 hari. “Kebijakan seperti ini sangat lah tidak adil bagi para pekerja,” ujarnya di Denpasar, Minggu (8/3).

Menurut Rai, sejumlah perusahaan sudah bereaksi dengan memberlakukan cuti tanpa dibayar. “Kami minta hal ini dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan memberi solusi-solusi terbaik kepada pengusaha agar pekerjanya tidak sampai dijadikan korban atas situasi ini,” imbuh Rai. (*)

Penulis : Ade Indra

Editor : Slamet timur

Pos terkait